PAKAN BURUNG
Umum:
Pakan merupakan hal yang sangat vital
untuk burung kita. Hal yang perlu diperhatikan adalah kecocokan antara
pakan dengan jenis burung yang kita rawat. Berikut ini referensi tentang
pakan burung yang semoga bisa menjadi acuan untuk penghobi burung.
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam
masalah pakan adalah bahwa pakan tersebut memenuhi kriteria “empat sehat
lima sempurna”. Pakan harus mengandung unsur-unsur karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral. Jika semua unsur terpenuhi dan jumlahnya
mencukupi maka kesehatan burung peliharaan itu dapat tetap terjaga.
Selanjutnya dampak yang diharapkan yaitu burung mempunyai kicau yang
merdu, bulu yang indah, dan perilaku yang lincah.
+A. Unsur-unsur penting dalam pakan burung
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan
unsur di dalam pakan yang berfungsi sebagai sumber energi, pembakar
lemak, memperkecil oksidasi protein menjadi energi, dan memelihara
fungsi normal alat-alat pencernaan. Kadar karbohidrat dalam tubuh burung
adalah 2%, sementara pakan burung yang baik adalah yang mengandung 70%
karbohidrat, yaitu terdapat pada pepaya, kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, dan pisang.
2. Protein
Protein merupakan zat
pembangun tubuh; dapat menggantikan jaringan tubuh yang aus atau rusak;
sebagai bahan baku pcmbentukan enzim, hormon, dan zat-zat antibodi;
serta mengatur peredaran cairan tubuh dan zat yang larut di dalamnya ke
dalam dan ke luar sel.
Kekurangan protein
menyebabkan burung menjadi kurus, bulu rusak, kerdil, kanibalisme,
murung, enggan berkicau, serta sering kali berperilaku mencabuti bulunya
sendiri. Burung berkicau membutuhkan 35% protein dari berat badannya.
Protein ini dapat diperoleh antara lain dari ikan, susu, cacing, kacang
tanah, kacang panjang, kacang hijau, kacang kedelai.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber
energi, saluran air metabolik, insulator (pengatur suhu tubuh), sebagai
bantalan atau pelindung bagian tubuh, serta sebagai pembawa vitamin A,
D, E, dan K. Apabila burung terlalu banyak mengonsumsi lemak maka burung
ini berpeluang untuk mencret atau gemuk. Padahal burung yang gemuk
cendcrung malas berkicau dan berbiak.
4. Vitamin dan asam amino
Vitamin berfungsi untuk
membantu pembentukan dan pemeliharaan sel-sel jaringan epitel,
memperlancar metabolisme, membentuk jaringan pengikat, membantu
pembentukan tulang, dan membantu proses pembentukan darah.
Vitamin-vitamin utama
dan asam amino yang dibutuhkan burung antara lain adalah A, D3, E, B1,
B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; Zat esensial seperti D-L
Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu
bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
5. Mineral
Mineral merupakan
pembentuk in-organik yang ada di seluruh jagad raya. Ya, tubuh makhluk
hidup dibentuk dari mineral. Dan mineral juga membantu proses kimia dan
elektrik yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Proses -proses kimia
dan elektrik hanya akan berfungsi dengan benar apabila keseimbangan
mineral yang sesuai diberikan pada sistem. Misalnya zat besi untuk
darah, belerang untuk otot, kalsium untuk tulang, dan banyak lainnya
yang secara umum memberikan kelancaran fungsional tubuh makhluk hidup.
Mineral dibutuhkan
untuk pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi
syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain.
Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh
melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan
penyembuhan. Meskipun vitamin begitu penting, vitamin tidak dapat
melakukan apa-apa untuk makhluk hidup tanpa mineral. Celakanya tubuh
makhluk hidup dapat menghasilkan beberapa vitamin, tapi tidak dapat
menghasilkan satu pun mineral.
Mineral yang diperlukan
burung antara lain adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium,
Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Jika burung kecukupan
mineral, maka burung akan memiliki bulu kuat, mulus, berkilau sehabis
molting atau ngurak alias mabung; tidak terkena rachitis (tulang-tulang
lembek, bengkok dan abnormal); bebas paralysa (lumpuh); bebas perosis
(tumit bengkak); anak burung menetas sehat; burung tidak mengalami urat
keting (tendo); tidak terlepas sendinya, tidak tercerai (luxatio); paruh
tidak meleset, tidak kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; burung
di penangkaran bisa segera bertelur, telur berisi, produktivitas tinggi,
daya tetas tinggi serta kematian embrio rendah.
+B. Jumlah pakan yang tepat
Jumlah pakan yang diberikan untuk burung
harus mencukupi kebutuhan, tetapi tidak berlebih. Jumlah yang cukup ini
biasanya dapat diperkirakan berdasarkan pengamatan dan pengalaman
sehari-hari pada burung peliharaan. Pakan diberikan dua kali sehari,
pagi dan siang hari. Pada pagi hari biasanya jumlahnya lebih banyak
daripada pakan yang diberikan pada siang hari karena pada pagi hari
burung lebih aktif makan. Setiap hari pakan harus diganti dengan yang
baru, terutama bila pakan berupa buah-buahan karena buah yang sudah basi
dapat menyebabkan burung menjadi sakit.
Jumlah pakan yang dimakan seekor burung dalam sehari sangat tergantung pada faktor-faktor berikut:
1. Berat badan burung
Berat badan burung
berkisar dari burung kolibri yang berbobot sekitar 10 g sampai burung
unta yang berbobot sekitar 100 kg. Burung darat dengan bobot 100—1.000 g
dapat makan sebanyak 5—9% dari berat tubuhnya dalam sehari, sedangkan
burung berkicau yang berbo-bot 1—90 g dapat makan sebanyak 10—30% dari
bobot badannya per hari.
2. Jenis pakan
Jenis pakan juga
mempengaruhi jumlah pakan yang dimakan burung. Burung pemakan biji,
misalnya, dapat makan per hari scbanyak 10% dari berat badannya.
Sementara burung pemakan serangga mampu makan sebanyak 40% dari berat
badannya. Hal ini terjadi kare-na serangga lebih banyak mengandung air
daripada biji-bijian.
3. Umur burung
Umur burung juga
berpengaruh terhadap jumlah pakan yang dimakan seekor burung dalam
sehari. Burung dewasa akan memakan pakan sekitar 10—40% dari berat
badannya, sedangkan anak burung dapat makan sebanyak berat tubuhnya
sendiri dalam sehari.
4. Tingkat metabolisme tubuh
Burung yang berukuran
kecil, seperti burung penghisap madu dan burung kacamata, mempunyai
nilai metabolisme tubuh yang lebih besar daripada burung yang berukuran
besar seperti poksai, jalak, atau kasuari. Dengan demikian,
burung-burung kecil ini juga memerlukan jumlah pakan yang lebih besar
daripada burung-burung besar.
Jumlah pakan yang
diberikan juga berkaitan dengan luas sangkar tempat hidup burung. Jika
burung menempati sangkar yang kecil maka pakan yang diberikan lebih
sedikit dibandingkan dengan pakan yang diberikan kepada burung yang
menempati sangkar yang lebih besar. Hal ini dapat dimaklumi sebab di
dalam sangkar yang kecil energi yang dikeluarkan burung relatif kecil
jika dibandingkan dengan burung yang menempati sangkar besar.
Di samping
faktor-faktor yang telah disebutkan, burung juga mempunyai selera
terhadap suatu jenis pakan. Gejala ini disebut sebagai palatabilitas.
Gejala palatabilitas ini tergantung kepada beberapa faktor yaitu satwa
yang bersangkutan, pakan kesukaannya, kondisi pakan yang diberikan
(dalam keadaan segar atau sudah basi), serta kesempatan memilih pakan
yang lain.
Penelitian menunjukkan
bahwa pakan yang paling digemari oleh burung pemakan serangga adalah
kroto basah, kemudian ulat hongkong, disusul oleh pepaya, dan terakhir
atau pakan yang paling tidak disukai burung adalah kroto halus.
Pakan burung dapat berupa pakan hewani dan pakan nabati.
1. Hewani
Pakan hewani untuk burung antara lain
kroto, serangga dan berbagai jenis ulat, cacing, ikan, daging, telur
ayam/unggas lain, serta susu.
a. Kroto
Kroto merupakan larva semut ataupun semut
rangrang (Oecophylla smaragdina) yang banyak digemari oleh
burung-burung pemakan serangga, seperti jalak, kutilang, beo, dan
poksai. Menurut jenisnya, kroto dibedakan menjadi kroto basah, kroto
halus, kroto kasar, dan kroto kacang.
1) Kroto basah
merupakan kroto yang paling banyak digemari oleh burung dan juga sebagai
umpan pancing. Kroto jenis ini merupa-kan telur dan larva semut
rangrang yang masih baru yang mem-punyai kandungan air tertinggi
(78,72%) sehingga mudah sekali busuk. Jika tanpa pengawetan, umur kroto
basah hanya dapat bertahan sehari. Kroto basah sebaiknya disimpan di
dalam lemari pendingin dan dibungkus dulu dengan kertas agar air
terserap kerta. Dalam kondisi ini kroto basah dapat bertahan hingga tiga
hari. Di antara berbagai jenis kroto, kroto basah mempunyai kandungan
gizi yang terbaik, terutama protein, yaitu 47,80%.
2) Kroto halus berupa
semut-semut pekerja kecil dan besar. Tanpa pengawetan, jenis kroto ini
dapat tahan selama seminggu. Di antara berbagai jenis kroto, kroto halus
merupakan jenis yang paling tidak disukai burung.
3) Kroto kasar berupa induk semut ratu dan semut jantan. Jenis kroto ini juga dapat tahan seminggu.
4) Kroto kacang berupa
campuran ketiga jenis kroto, yaitu kroto basah, kroto halus, dan kroto
kasar, ditambah dengan jenis pakan lain, seperti kacang, jagung, padi,
dedak, voer, dan beras ketan. Kroto ini dapat tahan dalam seminggu,
tanpa pengawetan. Di antara jenis kroto yang lain, kroto kacang
mempunyai kandungan lemak yang tertinggi (17,07%).
b. Serangga dan ulat
Banyak burung berkicau
merupakan pemakan serangga, selain buah-buahan sebagai pakan
tambahannya. Serangga yang banyak dijual di pasaran adalah jangkerik
(Gryllus mitratus), sedangkan ulatnya berupa ulat hongkong, ulat bambu
dan ulat kandang.
Ulat hongkong (Tenebrio
mollitor) termasuk salah satu jenis pakan yang digemari burung.
Berbagai jenis burung sangat menggemarinya. Selain semua jenis burung
pemakan serangga, ulat ini juga disukai oleh elang, kuntul, rajaudang,
dan nuri. Berbeda dengan kroto, jenis pakan ini sudah dapat
dibudidayakan sehingga setiap saat tersedia di pasaran.
Ulat bambu (Erionota
thrax) biasanya dijual dalam kemasan bumbung bambu. Berbeda dengan ulat
hongkong, ulat ini mempunyai kulit yang lebih tipis dan lunak sehingga
kandungan kitin di dalamnya juga lebih sedikit. Dengan kondisi tubuhnya
seperti ini maka ulat ini mempunyai nilai gizi yang lebih baik untuk
burung, terutama untuk anak-anak burung, yang sistem pencernaannya
tergolong masih peka.
Catatan:
Sebelum diberikan kepada burung, ulat hongkong sebaiknya tidak diberi
pakan seperti voer tetapi berilah pakan dengan wortel atau daun pepaya.
Tujuannya adalah untuk mengurangi kandungan lemaknya. Jika diberi voer,
ulat hongkong malah bertambah gemuk karena numpuk karbohidrat dalam
bentuk lemak di lapisan bawah kulitnya. Kadang hal ini disebut sebagai
upaya untuk mengurangi risiko ulat hongkong menjadi penyebab katarak.
Namun hal itu anggapan yang salah, sebab tidak ada hubungan antara ulat
hongkong dan katarak pada burung.
c. Ikan
Ikan termasuk salah
satu jenis pakan burung, terutama untuk jenis burung pemakan ikan
(piscivora) seperti kuntul, bangau, blekok, ra-. jaudang, dan elang
laut. Jenis ikan yang biasa diberikan adalah ikan mujahir dalam kondisi
hidup.
d. Daging
Pakan berupa daging
biasanya dikonsumsi oleh burung-burung pemangsa (predator) dan pemakan
daging (karnivora). Daging ini dapat berasal dari berbagai hewan seperti
sapi, kelinci, ayam, itik manila, dan tikus putih. Sementara
pemangsanya adalah burung hantu, elang, rangkong, kasuari, dan gagak.
Daging ini dapat disajikan dalam bentuk potongan kecil atau dalam bentuk
hidup, seperti anak ayam (DOC) dan tikus putih (mencit) untuk burung
hantu dan elang.
e. Susu
Jenis pakan ini umumnya
diberikan kepada anak-anak burung dari keluarga merpati (Columbidae)
dan paruh bengkok (Psittacidae) seperti nuri dan kakatua. Meskipun sudah
dewasa, kadangkala bu’ rung-burung ini masih menyukai susu. Semua jenis
susu dapat diberikan kepada burung, tetapi yang terbaik adalah susu
yang berkadar lemak rendah.
f. Telur ayam/unggas lain
Telur ayam atau unggas lain yang direbus juga bisa diberikan untuk pakan burung, terutama burung-burung anakan.
g. Cacing (Lihat pembahasan masalah cacing di bawah).
2. Nabati
Pakan nabati dapat berupa sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
a. Sayuran
Sayuran biasa diberikan
kepada burung, terutama untuk suku ayam hias (Phasianidae) seperti
ayam, merak, kuau, dan puyuh. Pakan sayuran ini disukai pula oleh bebek,
kakatua, dan parkit dan kenari. Jenis sayuran yang biasa diberikan
adalah kecambah (taoge), kangkung, dan wortel untuk kakatua.
b. Buah-buahan
Hampir semua burung
menyukai buah-buahan sebagai pakan utamanya atau hanya sebagai pakan
tambahan. Di antara buah-buahan yang tersedia di pasar, buah yang banyak
disukai burung adalah pepaya dan pisang kepok yang sudah matang. Buah
untuk pakan sebaiknya yang matang pohon, jangan yang matang karena
dikarbit. Selain itu, ada jenis buah lain yang juga disukai oleh burung,
seperti buni, kersen (ceri), salam, beringin, dan palem.
c. Biji-bijian
Biji-bijian yang dapat diberikan kepada burung antara lain biji-bijian halus maupun biji-bijian kasar.
1) Biji-bijian halus:
Biji-bijian jenis ini disukai oleh burung-burung perkutut, kakatua
kelabu australia, dan betet afrika (lovebird). Jenis pakan ini meliputi
biji-bijian yang berukuran kecil dan halus, yaitu milet (Panicum sp. dan
Panisetum glaucum), jewawut (Panicum italia), kenari biji (canary seed,
Phallaris canariensis), beras ketan hitam, pellet (voer) 511.
2) Biji-bijian kasar
Biji-bijian ini disukai oleh burung-burung dari keluarga (suku) ayam
hias (Phasianidae) seperti ayam hutan (merah dan hijau), kuau, merak,
puter, dan tekukur. Biji-bijian kasar ini meliputi biji-bijian berukuran
agak besar dan kasar, seperti jagung kering, gabah, beras merah, kacang
hijau, pellet (voer) 521.
Cacing saat ini
digunakan secara luas oleh para penghobi burung untuk pakan hewan
kesayangan mereka. Sebagaimana kita ketahui, cacing adalah hewan tingkat
rendah karena tak bertulang belakang (invertebrata). Dalam konteks
burung, maka kita akan membahas cacing tanah dan kerabatnya yang biasa
diberikan kepada burung. Nah cacing tanah sendiri termasuk kelas
oligochaeta dengan famili terpenting dari kelas ini adalah
Megascilicidae dan Lumbricidae.
Oke, sebelum berbicara
lebih jauh tentang manfaat cacing untuk burung, ada baiknya kita
berbicara serba sedikit tentang cacing itu sendiri.
Jenis cacing yang
paling banyak diternakkan saat ini berasal dari famili Megascolicidae
dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx,
Diplocardi dan Lidrillus. Dan beberapa jenis yang populer antara lain
adalah Pheretima, Perionyx dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini
menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa
tumbuhan.
1. Lumbricus. Cacing
ini berbentuk pipih dengan jumlah segmen sekitar 90-195 dan klitelum
yang terletak pada segmen 27-32. Jenis ini sering kalah bersaing dengan
jenis lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Namun bila diternakkan, besar
tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.
2. Pheretima. Cacing
ini bersegmen sampai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen ke
14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah
keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing
merah, cacing koot dan cacing kalung.
3. Perionyx. Cacung ini
berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan
jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17.
Perionyx termasuk cacing agak manja sehingga dalam pemeliharaannya
diperlukan perhatian yang lebih serius.
Cacing jenis Lumbricus
rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di
atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi
telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak
bergerak
Beberapa Manfaat Cacing Dalam
bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga
memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan
penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah
akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain
itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
1. Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan
protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
2. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional
cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah,
menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
3. Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
4. Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber
protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia
seperti halnya daging sapi atau ayam. Bahan pakan unggas yang berprotein
tinggi dan berasal dari hewan biasanya cukup mahal. Cacing tanah
merupakan salah satu jawaban di dalam mengatasi kelangkaan masalah
protein hewani untuk unggas.
Kandungan protein cacing Dari
hasil penelitian menunjukkan cacing tanah mempunyai kandungan protein
cukup tinggi, yaitu sekitar 72%, yang dapat dikategorikan sebagai
protein murni. Kalau dibandingkan dengan jenis bahan makanan asal hewan
lainnya, misalnya ikan teri yang biasanya dipakai dalam campuran ransum
unggas, mempunyai kandungan protein protein kasar berkisar antara 58-67%
dan bekicot dengan kandungan protein 60,90%, masih jauh lebih rendah
dibanding dengan cacing tanah.
Apalagi kalau
dibandingkan dengan sumber protein dari bahan tanaman, seperti bungkil
kedele, bungkil kelapa dan lain-lain, rata-rata kandungan proteinnya
jauh lebih rendah dibanding cacing tanah. Demikian pula susunan asam
amino yang sangat penting bagi unggas, seperti arginin, tryptophan dan
tyrosin yang sangat kurang dalam bahan pakan yang lain, pada cacing
tanah kandungannya cukup tinggi. Kandungan arginin cacing tanah berkisar
10,7% tryptophan, 4,4% tyrosin, 2,25%.
Oleh karena itu cacing
tanah mempunyai potensi yang cukup baik untuk mengganti tepung ikan
dalam ransum unggas dan dapat menghemat pemakaian bahan dari biji-bijian
sampai 70%. Walaupun demikian, penggunaan cacing tanah dalam ransum
unggas disarankan tidak lebih dari 20% total ransum.
Melihat
kandungan protein pada cacing ini, maka cacing memang bagus untuk
diberikan kepada burung. Burung apa saja, selama mau makan cacing, boleh
saja diberi cacing.
Selama ini, burung yang
sangat suka dengan cacing adalah anis kembang (AK) dan anis merah (AM).
Namun demikian pada prakteknya, cacing juga sering diberikan untuk
burung lain selama burung itu suka memakannya. Perlu digarisbawahi bahwa
kesukaan burung pada cacing, termasuk masalah “kebiasaan” yang bisa
dibentuk atau dilatih. Artinya, burung yang tidak doyan cacing, bisa
dilatih sedikit demi sedikit agar mau cacing, terutama adalah
burung-burung pemakan serangga dan/atau buah. Sedangkan burung pemakan
biji, kebanyakan memang tidak suka cacing. Sedangkan jenis cacing yang bisa diberikan kepada burung antara lain adalah:
1. Cacing Kristal atau cacing merah (lumbricus rabbelus)
Cacing ini biasa
digunakan sebagai pakan ikan louhan, dan sering dijual dalam kantong
plastik yang diberi media serbuk sagu dan tanah. Cacing kristal juga
biasa digunakan sebagai umpan mancing dan kesukaan ikan-ikan bersisik
seperti wader, tawes, lokas, jelawat, grass karp dan mujair. Ikan-ikan
rawa juga senang dengan umpan ini di antaranya ikan sepat, betik,
gurameh serta ikan oportunis yaitu ikan lele. Cacing ini dapat tumbuh
sampai 10-15 cm dan berwarna merah-coklat gelap.
2. Cacing Bayam (eisenia sp)
Cacing ini biasa hidup
di pematang-pematang swah atau juga di sayuran yang membusuk sehingga
sering disebut cacing bayam. Dapat tumbuh sampai 40 cm panjangnya dan
warnanya merah pucat. Selain disuka burung, cacing ini disuka oleh ikan
gabus, betutu, jambal, baung dan lele. Karena cacing ini termasuk besar,
maka untuk pemberiannya kepada burung perlu dipotong-potong dulu.
3. Cacing Tanah (lumbricus terestris)
Cacing ini di daerah
jawa disebut cacing uker, karena biasanya akan melengkung atau mlungker
(bahasa jawa) bila dipegang. Cacing ini mempunya segmen-segmen yang
jelas, warna hitam gelap sampai abu-abu, hidup di tanah membuat liang
mempunyai diameter batang tubuh yang paling besar diantara cacing
lainnya dan karenanya juga perlu dipotong-potong dulu untuk diberikan
kepada burung.
4. Cacing Fosfor (lumbricus sp)
Cacing
ini kalau dipencet akan mengeluarkan getah putih yang sangat lengket di
tangan dan karena mengandung phospor, cairan ini akan terlihat menyala
di malam hari. Ciri khas cacing ini adalah warna tubuhnya merah
kecoklatan. Cacing ini termasuk lincah gerakannya sehingga kadang perlu
dimatikan (dengan dipukul-pukulkan ke kayu) sebelum diberikan kepada
burung. Cacing jenis banyak dibudidayakan untuk digunakan sebagai bahan
baku obat. Cacing ini dapat berukuran sampai 30 cm.
(Sumber:poultryindonesia.com, alfaqirbinmiskin.blogspot, dan beberapa
sumber lainnya).
Berikut ini adalah
salah satu kiat perawatan burung harian yang mungkin sudah banyak
diterapkan oleh para kicaumania, namun setahu saya tidak pernah dibahas
secara detil.
Tulisan ini bertolak
dari suatu asumsi (berdasarkan pengamatan atas perilaku burung dan juga
manusia, hehehe) bahwa dalam kondisi kekenyangan, burung (dan juga
manusia-lah) cenderung malas-malasan. Manifestasi malas2an ini, kalau
burung ya nggak rajin bunyi, kalau manusia ya akan segera menuju kamar
tidur lantas mendekap guling….
Dalam konteks burung,
ada saran dari saya: berikan pakan ketika lapar dan stop pemberian
sebelum kenyang (atau kekenyangan). Tapi perlu diingat, bahwa ini adalah
pola perawatan bagi mereka yang “sempat” dan bisa konsisten.
Caranya, setelah
burung mandi (pada pagi hari, kalau biasa dimandikan pagi) katakanlah
jam 7, berikan pakan seperti sediakala. Selepas jam 9, keluarkan wadah
pakan. Ini bertujuan agar burung tidak makan melulu setelah itu. Sekitar
jam 12, baru wadah pakan dimasukkan lagi. Kalau siang biasanya diberi
tambahan jangkrik entah berapa ekor misalnya, ya berikan seperti
sediakala. Keluarkan lagi wadah pakan sekitar jam 13. Masukkan lagi pada
jam 17-an atau setengah jam sebelum burung masuk peraduan. Dan
keluarkan wadah pakan bersamaan dengan Anda mengerodong burung, atau
kalau yang tidak biasa kerodong, ya pokoknya keluarkan wadah pakan agar
burung tidak makan di malam hari.
Pola di atas memang
tidak baku, terserah Anda bagaimana mengaturnya yang jelas tujuannya
adalah agar burung tidak makan melulu dan kekenyangan. Burung yang
selalu kenyang, selain relatif tidak rajin bunyi, juga gampang menjadi
gemuk. Padahal kalau burung kegemukan, pastilah relatif nggak rajin
bunyi.
Pola pengaturan pakan
seperti ini mutlak diterapkan kepada burung2 jenis tertentu (dalam
kondisi normal untuk perawatan sehari-hari) yang kerjanya kebanyakan
makan melulu seperti kenari. Jangan biarkan sangkar kenari Anda selalu
ada pakan di dalamnya, karena selama ada pakan, kenari tidak pernah
berhenti makan. Atau, cukup letakkan pakan kenari 1 sendok makan (atau
bahkan kurang) pada pagi hari (dengan asumsi masih ada sayur/buah, atau
kadang malah telor puyuh dsb). Cukupkan itu untuk makan kenari dalam
sehari. Kalau sore hari sudah kosong, biarkan saja. Dan baru diberi lagi
pagi hari keesokannya.
Terapkan ini secara konsisten, niscaya burung Anda yang seharusnya rajin bunyi tetapi angin2an, menjadi rajin bunyi.
Melatih burung makan
voer. Untuk burung pemakan buah, taburkan dan tekan voer di pisang atau
kates. Kalau dia makan pisangnya, lama-lama juga terbiasa dengan voernya
dan nantinya akan mau makan voer.
Sementara itu untuk
melatih burung bukan pemakan buah agar mau makan voer, bisa menggunakan
kroto yang dicampur voer dengan perbandingan 1-1. Semakin lama, porsi
kroto dikurangi sampai akhirnya burung mau makan voer.
Pastikan burung Anda
mengonsumi vitamin dan mineral yang cukup. Jika Anda kurang yakin,
berikan saja pakan standar seperti yang biasa Anda lakukan dan gunakan BirdVit serta Bird Mineral. Kedua produk ini sudah cukup untuk memberikan semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung.
BirdVit
Penggunaan utama/ hilangkan indikasi:
Burung bakalan, burung
pucat, nyekukruk, bulu mekar, tidak gacor, sakit-sakitan, kurang power,
mental lemah, turun tangkringan ketika ditrek, tidak segera
produksi/infertil, anakan mati muda, kaki pengkor, kaki lemah, bulu
mudah rontok.
Deskripsi: BirdVit
adalah multivitamin dan multimineral dalam bentuk powder/ tepung khusus
untuk burung. Selain untuk pengobatan berbagai penyakit karena
disefisiensi fungsi organ, juga MENJAGA KESEHATAN BURUNG AGAR SELALU
PRIMA.
Kandungan: Vitamin
utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; Zat
esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya
adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate; Mineral
utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate,
mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt
sulfate.
BirdMineral
Penggunaan utama/ hilangkan indikasi: Rachitis
(tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal), paralysa (lumpuh),
perosis (tumit bengkak), anak burung menetas cacat, urat keting (tendo),
terlepas sendinya, tercerai (luxatio); paruh meleset, kekurangan darah
sehingga pucat dan lemah; burung di penangkaran tidak segera bertelur,
telur tidak berisi, produktivitas rendah, daya tetas rendah, serta
banyak terjadi kematian embrio.
Kandungan: BirdMineral
(BMN) berisi multi mineral dalam bentuk serbuk/ tepung, antara lain
Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium,
Sodium Chlorin, Kalium, Vit B12, Vit D3.
Deskrispi Fungsi: BirdMineral/BMN
juga berfungsi menjaga pertumbuhan bulu yang bagus ketika burung
mengalami mabung/molting sehingga bulu tumvuh kuat, sehat dan bercahaya.
BirdMineral/BMN sangat direkomendasikan untuk diberikan ke burung baik
burung kicauan, burung yang ditangkarkan dan juga merpati (balap sprint
maupun tinggian).
Kemampuan terbang
merpati sangat tergantung pada kesehatannya. Kondisi kesehatan juga
sangat tergantung dari pakan dan minuman yang diberikan kepada merpati.
Pemberian pakan yang tepat, dengan demikian, sangat penting untuk
diperhatikan.
Makanan yang diperlukan
oleh burung datang dari dua sumber, yakni protein dan karbohidrat.
Karbohidrat adalah persenyawaan karbon dan hidrogen, seperti pada gula,
tepung kanji dan selulose. Protein sendiri merupakan persenyawaan yang
mengandung unsur nitrogen, seperti yang ditemukan pada abumin, fibrin,
dan caesin yang membentuk jaringan-jaringan pada burung.
Dengan mengetahui
komposisinya, kita akan bisa memberikan pakan untuk burung berdasar
mutunya dan bukan pada murah dan mahalnya harga. Banyak penghobi burung,
termasuk merpati, yang mengorbankan mutu burung mereka dengan memberi
pakan yang asal murah.
Sebenarnya mencampur
pakan sendiri untuk burung bisa kita lakukan asal kita tahu tentang
keperluan burung dan nilai gizi dari biji-bijian dan semua bahan yang
kita pakai. Cara ini bahkan lebih baik, sebab kita dapat membuat
campuran yang sesuai dengan keperluan burung.
Burung yang diternakkan
akan memerlukan protein yang tinggi, burung yang dipertandingkan untuk
terbang dalam jarak pendek akan memiliki kebutuhan protein yang berbeda
dengan burung yang dipertandingkan dalam jarak jauh.
Begitu pula campuran
makananan di musim kemarau berbeda dengan keperluan campuran pakan pada
musim penghujan. Ada juga orang yang memberikan pakan dengan cara
berbeda, tergantung kebiasaan dan tujuan khusus pemberian pakan dengan
cara yang berbeda tersebut.
Hal yang perlu
diperhatikan Untuk memilih bijian bagi merpati kita, adalah bijian
tersebut benar-benar matang pohon dan kering. Penyakit mencret dan
penyakit perut lainnya dapat terjadi karena burung memakan bijian yang
belum matang. Kita bisa mengetahuinya dengan cara menggigit bijian itu,
Biji yang baik akan terasa keras dan bila digigit akan pecah dalam
butiran yang keras pula.
Selain itu makanan
harus bebas dari kotoran dan debu. Pakan yang sudah dimakan ngengat,
habis diacak-acak tikus dan binatang lain, jangan pernah diberikan
kepada merpati kita.
Selain bijian, merpati
juga memerlukan grit, yaitu campuran mineral, yang juga diperlukan bagi
keberhasilan burung untuk terbang memenangkan pertandingan. Keperluan
mineral merpati sangat tinggi. Selain sebagai sumber mineral, grit juga
membantu burung menghancurkan bijian yang dimakannya, dan ini
ditempatkan di empedal yang merupakan bagian terpenting dari merpati.
Makanan dihancurkan di empedal dan di tempat inilah grit berfungsi
sebagai alat pembantu. Grit juga membantu perkembangan burung-burung
merpati muda, dan juga mencegah keluarnya telur lunak pada merpati yang
sedang ditangkarkan.
Campuran grit yang baik terdiri dari:
45% kulit kerang yang dihancurkan dalam ukuran sedang 35% berupa
pecahan-pecahan kecil batu gamping/kapur atau batu granit 10% pecahan
kecil dari arang kayu (kayu-kayu yang keras) 5% tepung tulang 5% tepung
kapur 4% garam 1% apa yang disebut venetian red
Memberikan pakan burung
sebaiknya dilakukan dua kali sehari. Jangan sampai kekenyangan dan
membuat gemuk, sebab kegemukan akan menyebabkan banyak masalah.
Air minum memegang
pernanan penting. Burung dapat tahan tidak makan untuk beberapa hari
tanpa tanda-tanda pengaruh buruk pada kesehatannya. Tetapi kalau burung
tidak minum dalam 24 jam boleh jadi ada organ tubuh yang rusak.
Untuk menjaga kesehatan
burung, disarankan mengganti air minumnya dua kali sehari agar burung
selalu mendapatkan air yang tidak tercemar.
Minuman untuk rawatan harian
Berkaitan dengan pakan
ini saya disarankan untuk pemberian vitamin dan mineral untuk memastikan
merpati tidak mengalami avitaminosis (penyakit karena kekurangan
vitamin tertentu) dan malnutrisi (penyakit karena kekurangan atau
kesalahan pemberian mineral).
Salah satu multivitamin
dan mineral yang bisa digunakan adalah BirdVit. BirdVit adalah
multivitamin dan multimineral dalam bentuk powder/ tepung khusus untuk
burung, termasuk merpati.
Selain untuk pengobatan
berbagai penyakit karena disefisiensi fungsi organ, BirdVirt juga
MENJAGA KESEHATAN BURUNG AGAR SELALU PRIMA. BirdVit mengandung hampir
semua vitamin dan mineral yang diperlukan merpati, seperti: • Vitamin
utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. •
Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid
(sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D
Pantothenate. • Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium
chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate,
copper sulfate dan cobalt sulfate.
BirdVit dijual dalam
beberapa kemasan dengan kemasan terkecil 25 gram dengan harga Rp.
25.000. Pemberian BirdVit dengan cara dilarutkan dalam air minum burung.
Untuk merpati sakit, diberikan dengan dosis 2 gram untuk setiap 1 liter
air, sementara untuk penggunaan harian (tanpa efek samping) 2 gram
untuk 1,5 s/d 2 liter air. Informasi mengenai BirdVit,
Minuman agar merpati giring keket
Sementara itu kalau
penghobi merpati menghadapi masalah dengan burung yang sulit giring,
disarankan digunakan PIGEON-VIT. Ya, giring yang lengket, keket yang punya gereget mutlak dipunyai pasangan merpati untuk lomba balap sprint. PIGEON VIT
memastikan merpati giring, keket, hanya dalam waktu singkat. Sebab,
Pigeon-Vit mengandung unsur-unsur vitamin dan mineral serta asam amino
khusus untuk membangkitkan libido burung merpati.
Rawatan memasuki masa telur
Ketika merpati memang
kita siapkan untuk segera mempunyai anakan, maka minumannya bisa kita
tambahkan BirdMature (BMR). BirdMature adalah multivitamin dan multi
mineral cair yang dilengkapi dengan suplemen lain yang lengkap dan
seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama
asupan makan merpati induk dan merpati anakan/piyikan.
Fungsi utama
BirdMature/BMR adalah meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi
reproduksi merpati, meningkatkan daya tahan tubuh piyikan, menormalkan
sistem kekebalan tubuh piyikan serta menyempurnakan pertumbuhan bulu
burung.
BirdMature/BMR sangat
direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga mencapai
produksi merpati yang optimal, menjaga kesehatan indukan dan
menstabilkan fungsi reproduksi burung. Penggunaan BirdMature/BMR adalah
diteteskan langsung ke paruh burung-burung indukan atau calon indukan
(khususnya untuk burung-burung pemakan biji).
Untuk merpati,
BirdMature bisa digunakan antara 4-7 tetes (untuk jantan dan betina),
dan diberikan sehari sekali selama merpati betina kita siapkan untuk
bertelur. Informasi mengenai BirdMature, bisa
Demkian sedikit referensi tentang makanan untuk burung Anda. Semoga bermanfaat. (Referensi pengalaman Om Kicau dan Buku Sukses Memelihara Burung karya Widyabrata Prahara).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.